Pages

Minggu, 04 April 2010

Sistem Operasi Berbasis Linux

Pengenalan Sistem Operasi Fedora dan Virtual box

Fedora (sebelumnya bernama Fedora Core, terkadang disebut juga dengan Fedora Linux) adalah sebuah distro Linux berbasis RPM yang dikembangkan oleh Fedora Project yang didukung oleh komunitas pemrogram serta disponsori oleh Red Hat. Nama Fedora berasal dari karakter fedora yang digunakan di logo Red Hat. Pada rilis 1 sampai 6 distro ini bernama Fedora Core yang kemudian berubah menjadi Fedora pada rilis ke-7. Fedora dikenal di dunia Linux sebagai sebuah distro yang menjadi pioneer dalam penggunaan teknologi terkini dan merupakan distro yang digunakan oleh Linus Torvalds.


Virtual box

VirtualBox adalah salah satu software Virtualisasi yang dapat digunakan untuk menjalankan sistem operasi lain. Misalnya kami melakukan instalasi VirtualBox pada Fedora, kami bisa menggunakan VirtualBox pada Fedora untuk menjalankan sistem Windows atau distro Linux lainnya. Fungsi ini sangat penting jika kita ingin melakukan ujicoba dan simulasi instalasi maupun melakukan testing suatu sistem tanpa harus kehilangan sistem yang ada. Kami bisa mencoba Windows atau Ubuntu atau Mint atau Red Hat tanpa harus melakukan install ulang Fedora yang kami gunakan. Aplikasi dengan fungsi sejenis lainnya adalah VMWare dan Microsoft Virtual Server.
Apa keuntungan VirtualBox dibandingkan dengan aplikasi sejenis. Yang utama adalah karena VirtualBox Free dan Open Source. VirtualBox tersedia dalam berbagai edisi namun skema lisensi yang ditawarkan cukup ramah bagi pengguna, misalnya versi OSE (Open Source Edition) yang Free dan Open Source dan versi binary yang free untuk penggunaan personal.

Sistem Operasi Linux

Linux merupakan salah satu contoh pengembangan perangkat lunak bebas dan sumber kode terbuka (Open Source), dimana kode sumber Linux dapat dimodifikasi dan dikembangkan oleh siapa saja tanpa terkecuali. Linux adalah sebuah sistem multitasking, multiuser, dengan tools kompatibel UNIX yang lengkap. Nama "Linux" berasal dari nama kernelnya (kernel Linux), yang dibuat tahun 1991 oleh Linus Torvalds.
Sistem Operasi linux dikanal dengan istilah distribusi Linux atau distro Linux. Inti dari setiap distribusi linux adalah Kernel. Pada umumnya sudah termasuk perangkat-perangkat lunak pendukung seperti web server (Server Web), bahasa pemrograman (Programming), basis data (Database), dan juga DE (Desktop Environment) seperti KDE (K Desktop Environment), LXDE (Lightweight X11 Desktop Environment), GNOME (GNU Object Model Environment), Fluxbox, Xwindows dan Xfce. Juga dilengkapi dengan paket aplikasi perkantoran seperti Open Office, Koffice, Abiword dan Gnumeric.
Sejarah Sistem Operasi Linux berkaitan erat dengan proyek GNU (GNU Is Not Unix), proyek pengembangan perangkat lunak bebas (Free Software) dan terbuka (Open Souce Software) yang didasari pandangan bahwa perangkat lunak itu harusnya tidak menyertakan batasan apapun (bebas) saat diterima oleh pengguna. Pandangan ini tertuang dalam satu lisensi dengan nama General Public License atau disingkat GPL. Richard Stallman merupakan motor utama yang memulai proyek GNU (GNU Is Not Unix) pada tahun 1983. Proyek ini bertujuan untuk membuat sistem operasi lengkap kompiler, utility aplication/aplikasi pelengkap, dan program lainnya sehingga dapat membentuk satu sistem yang dapat digunakan. Kesemuanya telah menggunakan lisensi dari GPL (General Public Lisence).
Pada tahun 1991 proyek GNU (GNU Is Not Unix) telah menghasilkan hampir semua komponen sistem, kecuali kernel, yang merupakan komponen utama atau inti dari sebuah sistem operasi lengkap. Torvalds mengisi kekosongan itu dengan kernel buatannya, yang dapat berjalan bersama komponen GNU. Kesemua aplikasi GNU (GNU Is Not Unix) beserta kernel yang dibuat oleh Torvald dan sukarelawan lainnya itulah yang membentuk satu Sistem Operasi lengkap yang bernama Linux.